Monday, October 03, 2005

BBM naik lagi naik lagi.....

Kemarin saya dapet SMS dari Dept. Kominfo, isinya: "BBM terpaksa dinaikkan agar subsidi dapat dialihkan dari orang kaya kepada rakyat miskin. Bantu awasi subsidi tunai kepada rakyat miskin".

Apa benar begitu? coba deh kita telaah lebih jauh. Info dari pemerintah pusat minyak tanah naik dari Rp 700,00/liter menjadi Rp 2.000,00/liter. Kenaikan mencapai lebih dari 180%. Sampai ditangan konsumen Rp 3.000,00/liter. cukup fantastis!!. Padahal kita semua sudah tau siapa sih pengguna minyak tanah kalau bukan rakyat kelas menengah ke bawah. Jadi apakah yang seperti itu dinamakan bantu rakyat miskin?? Lantas apakah subsidi tunai bisa menjadi solusi?? Padahal awal 2005 lalu ketika BBM dinaikkan, pemerintah juga menjanjikan hal yg sama tapi mana buktinya??. Belum lagi penyalahgunaan subsidi tunai yang biasanya selalu terjadi, wallahualam bissowab.

Pagi tadi dalam perjalanan menuju kantor, saya sempat mendengar obrolan sopir mikrolet M02 jurusan Kampung Melayu-Pulogadung dg salah seorang penumpang. Katanya, "Untuk 1/2 hari narik butuh 17 liter bensin. Kasarannya 17 liter x Rp2.100,00(kenaikan bensin per liter) = Rp 35.700,00. Padahal keuntungan yg dia dapat sebelum kenaikan bensin adalah Rp40.000,00. Itu berarti setelah kenaikan saya hanya mendapat sekitar 5 ribuan karena yang Rp35.000,00 harus disetor ke Yodoyono(Istilah sopir untuk bayar kenaikan bensin). Kalau begini terus anak istri saya mau dikasih makan apa??"

Permasalahannya sekarang apa mungkin seorang sopir mikrolet, pedagang jamu, tukang gorengan dapet subsidi tunai? kayaknya imposible deh?? Tapi yang jelas kita rakyat hanya bisa mengelus dada. Siapa sih yang patut disalahkan? rakyat yang salah memilih presiden atau presiden yang tidak mengerti kondisi rakyat??.

Seperti dilansir dari berbagai sumber penghasilan seorang presiden RI sekitar 50 juta sebulan. So bagaimana dia bisa mengerti kondisi rakyatnya kalau sebesar itu yang dia dapat?? Tidak adakah solusi yang lebih baik untuk memecahkan permasalahan ini?? Misalnya prosentasi kenaikan minyak tanah diperkecil atau kenaikan harga BBM hanya untuk kendaraan pribadi saja. Kalau begini kondisinya saya yakin justru akan semakin banyak orang miskin di Indonesia
Duh kenapa jadi emosi gini ya??? laper....