Saturday, April 22, 2006

RA. Kartini


Dalam rangka menyambut hari Kartini murid-murid SD disekitar rumah banyak yang menggunakan pakaian tradisonal dari mulai baju kebaya, baju bodo dan pakaian adat lainnya. Lucu aja kelihatannya. Tapi itu bukan perayaan saat ini atau setahun belakangan. Waktu aku kecil dulu (waktu kalian belum pada lahir), juga melakukan hal yang sama. Bahkan diadakan lomba deklamasi dan lomba puisi (Apa bedanya deklamasi ama puisi? hehe). Pokoknya kalo pas Hari Kartini mau berangkat ke sekolah aku jadi merasa paling cakep sedunia, seumur2 gak pernah di make-up and gak pernah didandanin gitu booo...

Tapi sebenarnya siapa sih Kartini itu kok sampai demikian "famousnya"?. Lantas dengan perayaan HUT Kartini apanya yang bisa ditiru? kecantikannya? atau pakaiannnya? atau yg lebih dikenal dengan emansipasinya?

Kalau kita baca biografinya Kartini lahir di Jepara, 21 April 1879 - Rembang, 17 September 1904), adalah seorang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia. Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi. Diusianya yang masih belia yaitu 12 tahun Kartini kecil telah mampu berbahasa Belanda. Dengan kemampuannya itu Kartini dapat berkomunikasi dengan dunia luar. Banyak tulisan-tulisan kartini yang menarik perhatian masyarakat Belanda.

Beberapa pandangan Kartini diantaranya adalah:
1. Berisi keluhan dan gugatan khususnya menyangkut budaya di Jawa yang dipandang sebagai penghambat kemajuan perempuan. Dia ingin wanita memiliki kebebasan menuntut ilmu dan belajar.
2. Beberapa tulisannya juga menyangkut keluhan tentang kehidupan beragama. Ia mempertanyakan mengapa kitab suci harus dilafalkan dan dihafalkan tanpa diwajibkan untuk dipahami.
3. Kartini juga mempertanyakan tentang agama yang dijadikan pembenaran bagi kaum laki-laki untuk berpoligami. Bagi Kartini, lengkap sudah penderitaan perempuan Jawa yang dunianya hanya sebatas tembok rumah dan tersedia untuk dimadu pula.
4. Keinginan kartini yang paling besar adalah untuk melanjutkan studi-terutama ke Eropa yang memang banyak diungkap dalam surat-suratnya.

Dari beberapa suratnya dapat disimpulkan bahwa kartini adalah seorang yang memiliki obsesi besar untuk kesetaraan gender, mungkin lebih tepatnya kesetaraan dibidang pendidikan. Kartini ingin kaum perempuan di Jawa bisa maju dan bisa menuntut ilmu. Kartini juga mengkritisi agama yang membolehkan kaum adam melakukan poligami.

Ada sedikit perdebatan tentang kartini. Apakah yang seperti ini bisa dinamakan emansipasi? sedangkan yang dia telah lakukan hanya sebatas tulisan-tulisan. Apakah bisa dinamakan emansipasi sedangkan antara kaum adam dan kaum hawa sudah memiliki kodratnya masing2. Malah saya melihat bahwa isi surat dari Kartini seakan2 tentang pemberontakan ketidakpuasan masa kecil yang selalu disepelekan oleh guru-guru dan kawan-kawan semasa Taman Kanak-kanak. Sehingga si Kartini bertekad untuk terbebas dari keterbelakangan dan keterkucilan dirinya.

Dalam kondisi masyarakat dewasa ini, kartini dianggap sebagai pelopor gerakan emansipasi wanita. Tapi sayang banyak dari kita yang salah kaprah mengartikan emansipasi itu sendiri. Sebagian menganggap emansipasi adalah kesamaan hak dan kewajiban antar wanita dan pria, bahwa wanita berhak menjadi seorang pemimpin, bahwa wanita berhak mendapatkan apa yg didapat pria. Tetapi sekali lagi itulah masyarakat yg heterogen.

Setelah dikupas sedikit tentang siapa Kartini, kembali ke pertanyaan semula siapakah Kartini itu? sudah ketemu jawabannya? dia seorang pencetus gerakan emansipasi. Minimal apa yg telah dia ungkapkan melalui suratnya telah membuka mata buka telinga bahwa manusia harus maju dan jangan mau ditindas atau diinjak orang lain. Minimal si Kartini telah merubah dan merombak pemahaman kita menjadi lebih beradab, menjadi lebih pintar, lebih berwawasan, tidak mudah diperdaya dan memiliki prinsip. Kalau toh ada hal2 yang tidak sepaham jangan dijadikan sebagai sumber percekcokan diantara kita. Ambil yang baik buang yang buruk. Asal jangan datang ke mesjid lalu ambil sendal yg bagus dan tinggalkan yang jelek. Itu lebih salah lagi, ok brur!